Jumat, 30 Desember 2016

Eksistensialisme



Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang segala gejala yang dengan berpangkal pada eksistensi. Eksistensi adalah cara berada di dunia. Cara berada manusai di dunia berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lain. Benda mati dan hewan tidak menyadari keberadaannya, tapi manusia sadar bahwa di aberada di dunia. Manusia sadar bahwa ia bereksistensi. Itulah sebabnya, segalanya mempunyai arti sejauh berkaitan dengan manusia. Dengan kata lain, manusia memberi arti kepada segalanya. Manusia menentukan perbuatannya sendiri. Ia memahami diri sebagai pribadi yang bereksistensi.
Jadi, eksistensi berpandangan bahwa pada manusia eksistensi mendahului esensi (hakekat), sebaliknya pada benda-benda lain esensi mendahului eksistensi. Manusia berada lalu menentukan diri sendiri menurut proyeksinya sendiri. Hidupnya tidak di tentukan lebih dulu. Sebaliknya benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat yang mamang tidak dapat dielakkan.
Tokoh-tokoh terpenting eksistensialisme adalah Martin Heidegger (1883-1976), Jean Paul Sartre (1905-1980), Karl Jaspers (1883-1969) dan Gabriel Marcel (1889-1973), Soren Kiergaard (1813-1855), Friedrich Nietzzche (1844-1900), Nicholas Alexandrovitch Berdyaev (1874-1948) juga sering dimaksudkan kedalam kelompok filsuf-filsuf eksistensialis.
Patut dicatat bahwa sebetulnya diantara para filsuf eksistensialis terdapat perbedaan. Sebagian mereka bahkan tidak mau dikelompokkan sebagai para filsuf eksistensialis. Akan tetapi mereka semua mempunyai kesamaan padangan bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia konkret, manusia yang bereksistensi. Dalam kaitan denan ini mereka berpendapat pada manusia eksistensi mendahului esensi.
Sebagian filsuf eksistensialisme adalah atheis, seperti Jean-Paul Sartre, tetapai tetap ada juga yang mengakui Allah, seperti Gabriel Marcel. Jean-Paul Sartre adalah satu-satunya filsuf kontemporer yang menenpatkan kebebasan pada titik yang sangat ekstrim. Dia berpendapat bahwa manusia itu bebas atau sama sekali tidak bebas. Tentang kebebasan, Sarte mengatakan :”manusia bebas, manusia adalah kebebasan”. Dalam sejarah filsafat tidak pernah ada ungkapan begitu ekstrim tentang kebabasan. Sarte tidak memandang kebebasan sebagi salah satu ciri manusia, tapi menganggap manusia sebagai kebebasan.
Konsep kebebasan ini membawa Sartre kepada penolakan adanya Allah. Menurut Sartre, jika ada Allah maka manusia tidaka akan bebas lagi, sebab Allah sudah menentukan esensi manusia. Pisau yang dibuat tukang, kata Sartre sudah ada dalam konsep tukang yang membuatnya sebelum pisau itu hadir dalam bentuk tertentu. Dalam pikirannya, tukang pisau sudah memikirkan bahwa pisau ituterbuat dari baja atau besi, tajam, berujung runcing, diberi gagang tanduk rusa, digunakan untuk memeotong daging atau mencukur rambut, dan ciri-ciri lainnya. Itulah esensi pisau yang sudah ada di kepala  tukang sebelum pisau itu betul-betul hadir dalam wujud tertentu.
Kalau ada Allah, kara Sartre maka Allah pasti sudah mngetahui esensi manusia, itu berarti manusia tidak bebas lagi, manusia akan melakukan apa yang sudah ditentukan oleh Allah itu. Tapi ibni tidak mungkin sebab pada manusia eksistensi mendahului esensi, sebab itu tidak ada Allah.
Menurut Sartre manusia tidak memiliki kodrat. Ia ada begitu saja, baru sesudahnya ia membuat kodratnya sendiri. Mengapa? Karena memnag tidak ada Allah yang mengkonsepkan itu.
Menusia tidak memiliki kewajiban terhadap suatu yang lain, kecuali dirinya sendiri. Seandainya Allah ada, manusia kehilangan kodrat manusianya. Maka mustahil bagi Allah dan manusia ada berdampingan. Manusia yang hanya merupakan alat tangan di tangan Allah, kata Sartre, bukan manusia bebas.
Dalam bukunya Exixtentialism and Humanism Sarte memberikan tanggapan kepda orang-orang yang mengatakan bahwa eksistensialisme adalah ateisme. Sartre mengatakan bahwa eksistensialisme sama sekali bukan ateisme ytang menolak adanya Allah. Seandainya Allah itu ada, itu sama sekali tidak akan mengubah apa-apa. Kata Sartre.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar