Krisis Sain Modern
Sain modern ialah sain empirikal, yaitu sain
normal menurut Kuhn. Menurut Tarnas, sedikitnya ada enam hal yang menarik
perhatian tentang sain modern. Pertama,
postulatat dasar sain modern ialah space,
matter, causality, dan observation,
ternyata semuanya dinyatakan tidak benar. Kedua,
dianutnya pendapat Kant bahwa yang orang katakan jagad raya, bukanlah jagad
raya yang sebenarnya, tetapi jagad raya sebagaimana diciptakan oleh pikiran
manusia. Ketiga, determinisme Newton
kehilangan dasar, orang pindah ke stochastic. Keempat,partikel-partikel sub-atomatik terbuka untuk interpretsi
spiritual. Kelima, adanya uncertainty
sebagaimana ditemukan oleh Heisenberg. Keenam,
kerusakan ekologi dan atmosfir yang menyeluruh yang disebut Tarnas planetary ecological
crisis.
Dari
enam hal yang menarik di atas Tarnas menyimpulkan bahwa orang merasa tahu
tentang jagad raya, padahal tidak: tidak ada jaminan orang dapat tahu; yang
dikatakan jagad raya sebenarnya menunjukkan hubungan orang dengan jagad raya itu,
atau jagad raya sebagaimana diciptakan oleh orang itu. Tentu saja kesimpulan Tarnas itu sangat
menggetarkan. Mengapa sampai demikian? Tarnas menjawab sendiri: Landasan ilmiah
untuk menggambarkan jagad raya dalam sain modern adalah sangat terbatas bahkan
landasan itu cukup berbahaya.
Maka
kita bertanya, bagaimana kelanjutan sain modern itu bila postulat-postulat
dasarnya dibuktikan tidak benar, dan terutama bila landasan ilmiahnya terbatas
bahkan berbahaya? Tetapi baiklah kita lihat lebih rinci mengenai kesalahan-kesalahan
sain modern itu. Pertama, tentang spaceatau jagad raya. Pandangan sekarang yang
berlaku ialah bahwa spaceitu terbatas (finite), tetapi lepas bentuknya lengkung
(tidak linier) sehingga garis edar benda-benda angkasa berbentuk elips, bukan
karena tertarik gravitasi ke arah matahari melainkan memang bentuknya lengkung.
Kini, berlaku pandangan empat dimensi space-time, bukan hanya tiga seperti pada
geometri Eucled.
Jagad
raya yang kita ketahui bukanlah jagad raya yang sebenarnya, ia adalah jagad
raya ciptaan manusia. Inilah pandangan Kant. Sekarang, terbukti penemuan-penemuan
pada mekanika kuantum menyokong pandangan Kant itu. Maka, yang dikatakan jagad
raya (space) itu hanyalah hubungan manusia dengan jagad raya, atau jagad raya
sebagaimana tampak menurut apa yang dipertanyakan oleh manusia. Kedua,
tentang matteratau materi. Baik
Democritus maupun Newton, memandang materi itu solid. Pandangan sekarang
menyatakan materi itu kosong. Mekanika kuantum membuktikannya. Ketiga, tentang
kausalitas. Sain modern menganggap kausalitas itu sederhana.
Kini
ditemukan bahwa partikel-partikel saling mempengaruhi tanpa dapat dipahami
bagaimana hubungan kausalitas di antara mereka; kausalitas itu kompleks. Keempat,
tentang unce taintydari Heisenberg.
Ternyata observasi elektron hanya dapat dilakukan terhadap salah satu posisi
atau kecepatannya, selain itu observer tidak dapat mengobservasinya tanpa
merusaknya. Heisenberg menemukan bahwa gerakan atom tidak dapat keduanya
ditetapkan sekaligus, posisi atau kecepatannya. Ini mempertanyakan
tentangkelemahan observasi. Kelima, tentang partikel sub-atomatik. Capra
mendapati bahwa ada semacam kecerdasan elektron, sehingga kini fisika terbuka
untuk menerima interpretasi spiritual.
Keenam,
kerusakan ekologi menyeluruh. Ini adalah tanda-tanda konkret adanya dampak
buruk sain, ia merupakan kebalikan dari yang diharapkan dari sain. Dampak itu
antara lain berupa kontaminasi air, udara, tanah, efek buruk berganda pada
kehidupan tetumbuhan dan hewan, kepunahan berbagai species, kerusakan hutan,
erosi tanah, pengurasan air tanah, akumulasi ilmiah yang toksik, efek rumah
kaca, bolongnya ozon, salah satu ujungnya ialah ekonomi dunia semakin rumit.
Sumber, Tafsir,
Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung :
PT Remaja Bosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar