Sabtu, 10 Desember 2016

Krisis Sain Modern



Krisis Sain Modern

 Sain modern ialah sain empirikal, yaitu sain normal menurut Kuhn. Menurut Tarnas, sedikitnya ada enam hal yang menarik perhatian tentang sain modern. Pertama, postulatat dasar sain modern ialah space, matter, causality, dan observation, ternyata semuanya dinyatakan tidak benar. Kedua, dianutnya pendapat Kant bahwa yang orang katakan jagad raya, bukanlah jagad raya yang sebenarnya, tetapi jagad raya sebagaimana diciptakan oleh pikiran manusia. Ketiga, determinisme Newton kehilangan dasar, orang pindah ke stochastic. Keempat,partikel-partikel sub-atomatik terbuka untuk interpretsi spiritual. Kelima, adanya uncertainty sebagaimana ditemukan oleh Heisenberg. Keenam, kerusakan ekologi dan atmosfir yang menyeluruh yang disebut Tarnas planetary ecological crisis.  
Dari enam hal yang menarik di atas Tarnas menyimpulkan bahwa orang merasa tahu tentang jagad raya, padahal tidak: tidak ada jaminan orang dapat tahu; yang dikatakan jagad raya sebenarnya menunjukkan hubungan orang dengan jagad raya itu, atau jagad raya sebagaimana diciptakan oleh orang itu.  Tentu saja kesimpulan Tarnas itu sangat menggetarkan. Mengapa sampai demikian? Tarnas menjawab sendiri: Landasan ilmiah untuk menggambarkan jagad raya dalam sain modern adalah sangat terbatas bahkan landasan itu cukup berbahaya.
Maka kita bertanya, bagaimana kelanjutan sain modern itu bila postulat-postulat dasarnya dibuktikan tidak benar, dan terutama bila landasan ilmiahnya terbatas bahkan berbahaya? Tetapi baiklah kita lihat lebih rinci mengenai kesalahan-kesalahan sain modern itu. Pertama, tentang spaceatau jagad raya. Pandangan sekarang yang berlaku ialah bahwa spaceitu terbatas (finite), tetapi lepas bentuknya lengkung (tidak linier) sehingga garis edar benda-benda angkasa berbentuk elips, bukan karena tertarik gravitasi ke arah matahari melainkan memang bentuknya lengkung. Kini, berlaku pandangan empat dimensi space-time, bukan hanya tiga seperti pada geometri Eucled.
  Jagad raya yang kita ketahui bukanlah jagad raya yang sebenarnya, ia adalah jagad raya ciptaan manusia. Inilah pandangan Kant. Sekarang, terbukti penemuan-penemuan pada mekanika kuantum menyokong pandangan Kant itu. Maka, yang dikatakan jagad raya (space) itu hanyalah hubungan manusia dengan jagad raya, atau jagad raya sebagaimana tampak menurut apa yang dipertanyakan oleh manusia. Kedua, tentang  matteratau materi. Baik Democritus maupun Newton, memandang materi itu solid. Pandangan sekarang menyatakan materi itu kosong. Mekanika kuantum membuktikannya. Ketiga, tentang kausalitas. Sain modern menganggap kausalitas itu sederhana.
Kini ditemukan bahwa partikel-partikel saling mempengaruhi tanpa dapat dipahami bagaimana hubungan kausalitas di antara mereka; kausalitas itu kompleks. Keempat, tentang  unce taintydari Heisenberg. Ternyata observasi elektron hanya dapat dilakukan terhadap salah satu posisi atau kecepatannya, selain itu observer tidak dapat mengobservasinya tanpa merusaknya. Heisenberg menemukan bahwa gerakan atom tidak dapat keduanya ditetapkan sekaligus, posisi atau kecepatannya. Ini mempertanyakan tentangkelemahan observasi. Kelima, tentang partikel sub-atomatik. Capra mendapati bahwa ada semacam kecerdasan elektron, sehingga kini fisika terbuka untuk menerima interpretasi spiritual.
Keenam, kerusakan ekologi menyeluruh. Ini adalah tanda-tanda konkret adanya dampak buruk sain, ia merupakan kebalikan dari yang diharapkan dari sain. Dampak itu antara lain berupa kontaminasi air, udara, tanah, efek buruk berganda pada kehidupan tetumbuhan dan hewan, kepunahan berbagai species, kerusakan hutan, erosi tanah, pengurasan air tanah, akumulasi ilmiah yang toksik, efek rumah kaca, bolongnya ozon, salah satu ujungnya ialah ekonomi dunia semakin rumit.
Sumber, Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung : PT Remaja Bosdakarya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar