Ionia Tempat Lahirnya
Filasfat Barat
Tempat
lahirnya filsafat Yunani adalah Asia Kecil, dan filsuf-filsuf pertama Yunani
berasal dari Ionia. Yunani sendiri berada dalam situasi tidak tenang menyusul
inovasi bangsa Doria pada abad 7 SM, tapi Ionia relative tenang dan mewarisi
jiwa peradaban lama. Invasi bangsa Doria ini menghancurleburkan kebudayaan
Aegea yang terkenal itu. Homerus, penyair besar Yunani, juga berasal dari
Ionia. Jadi Ionia merupakan tempat lahir penyair terbesar Yunani dan kasmolog-kasmolog
pertama Yunani.
Bila
kita lihat secara cermat, ada kesinambuangan tema dalam gambaran dunia yang
dilukiskan Heisoid, tuntutan-tuntutan moral dalam puisi-puisi Homerus, dan
kosmologi yang diajarkan para filsuf awal Ionia. Pemikiran filosofis Yunani
awal merupakan produk puncak dari peradaban kuno Ionia. Kerena Ionia merupakan
tempat pertemuan antara Barat dan Timur, maka sering dipersoalkan apakah filsuf
Yunani dipengaruhi oleh filsuf oriental, seperti Babylon atau Mesir? Ada
pendapat yang mengatakan bahwa filsafat Yunani berasal dari Babylon dan Mesir.
Tetapi ada pula yangmenolak pendapat itu.
Herodotus,
misalnya berpendapat bahwa agama dan kebudayaan Yunani bearasal dari Mesir.
Apalagi, pendapat bahwa kebudayaan Yunani dipengaruhi oleh bangsa-bangsa
oriental umumnya dikemukakan oleh para penulis Alexanderia, yang kemudian
diambillah oleh para apologis Kristen. Orang-orang Mesir dimasa Hellinis,
misalnya, menginterperestasi mitos-mitps mereka menurut filsafat Yunani, dan
kemudian mengatakan mitos-mitos mereka merupakan asal dari filsafat Yunani.
Tetapi menurut Federick Coppleston, ini hanya merupakan alegorisasi dikalangan
orang-orang Alexandria. Sama seperti jika orang Yahudi mengatakan bahwa Plato
menarik Filsafatnya dari Perajanjian Lama.
Menurut
Coppleson, sulitlah untuk menjelaskan bahwa para saudagar Mesir mengekspor
pemikiran Mesir ke Yunani, sebab dunia
pedagang dan filsafat memamng berbeda. Dan menurut Burnet, mesir tidak memilki
filsafat. Sebab itu pendapat bahwa filsafat Yunani berasal dari Mesir sulit
diterima. Jadi, filsafat Yunani lahir dari tanah Yunani sendiri, yakni di
Ionia. Apalagi tidak ada bukti bahwa filsafat Yunani berasal dari India atau
Cina. Namun ada kenyataan bahwa filsafat Yunani berkaitan erat dengan
matematika. Ada juga pendapat bahwa orang Yuanani belajar matematika dari Mesir
dan astronomi dari Babylon. Bagaimana menjawab persoalan ini?
Kita
bisa mengikuti jawaban Coppleston sebagai berikut, memnag ada kemungkinan besar
bahwa matematika Yunani dipengaruhi Mesir dan astronomi Yunani dipengaruhi
Babylon, sebab ilmu pengetahuan dari filsaft Yunani mulai berkembang di daerah
yang merupakan pertemuan Barat dan Timur. Tapi tidak tepat jika dikatakan bahwa
matematika ilmiah Yunani berasal dari Mesir dan astronomi berasal dari
Babylon. Mengapa demikian ?
Kerena
matematika mesir terdiri dari metode-metode empiris, kasar dan lengkap untuk
memperoleh hasil praktis. Geometri Mesir umumnya terdiri dari metode-metode
praktis untuk mengukur tanah setekah meluapnya suangai Nil. Tapi orang Mesir
tidak mengembangkan geometri ilmiah. Orang yunani lah yang mengembabngkan
geometri ilmiah. Demikian astronomi Babylon, sebetulnya merupakan astrologi,
yakni ilmu nujum bintang. Sebaliknya, orang Yunani mengembangkannya menjadi
ilmu astronomi ilmiah. Jadi, menurut Coppleston, matematika dan astronomi
Yunani lahir di Yunani sendiri.
Dengan
demikian Yunani adalah tempat asal para
pemikir dan ilmuan asli Eropa. Orang-orang Yunanilah yang pertama kali
mempelajari ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan itu sendiri. Mereka
mempelajari ilmu pengetahuan dengan sangat ilmiah, bebas dan tanpa prasangka.
Hegel, filsuf terkenal Jerman, berpendapat bahwa filsafat Yunani sepenuhnya
dilakukan dengan semangat kebebasan ilmiah.
Kalau
puncak pemikiran Yunani terdapt di Ionia, dan jika Ionia merupakan tempat
lahirnya filsafat Yunani, maka Militus adalah tempat lahirnya Filsaft Ionia. Di
kota Militus, Theles, filsuf pertama Ionia lahir dan dibesarkan. Para filsuf
Ionia sangat terkesan dengan fakta perubahan di sekelilingnya. Ada kelahiran
dan pertumbuhan menjadi dewasa, ada kehancuran dan kematian. Mereka
menyaksiakan pergantian musim, dari musim semi kemusim gugur. Mereka meyaksikan
pertumbuhan hidup manusia: dari anak-anak, menjadi dewasa dan akhirnya menjadi tua.
Semua ini merupakan hal-hal yang tak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.
Dibalik
keindahan dan kegembiraan hidup, mereka juga melihat hal-hal yang tak pasti dan
taka man. Mereka melihat bahwa kematian adalah suatu kepastian yang tak dapat
dihindari. Mereka melihat bahwa masa depan tak dapat diramalkan. “paliang baik
jika manusia tidak dilahirkan dan tidak melihat sinar matahari”, tetapi
seandainya ia lahir maka hal taerbaik kedua baginya adalah pergi melewati
gerbang kematian secepatmya.”
Jadi
kenyataan adanya perubahan dalam kehidupan manusia dan alam sekitar mendorong
orang Ionia untuk berfilsafat. Mereka melihat bahwa dibalik perubahan dan
gerak, pasti ada suatu permanen. Mengapa ? kerena perubahan adalah gerak dari
suatu kepada suatu yang lain. Sebab itu pasti ada suatu lain yang merupakan
unsur pertama, yang tidak berubah. Perubahan bukanlah konflik atau benturan
hal-hal yang berlawanan. Mereka yakin bahwa pasti ada suatu unsur dibalik
hal-hal yang berlawanan itu. Maka mereka mencoba untuk mencari elemen dasar (urstoff) manakah yang berada di balik
semua yang berubah ini. Jawaban yang diberikan setiap filsuf berbeda-beda.
Tetapi mereka memberikan konsep yang sama tentang kesatuan. Fakta perubahan
memberikan mereka pergantian tentang kesatuan, meskipun seperti dikatakan
Aristoteles, mereka tidak menjelaskan tentang gerak (mation).
Para
filsuf Ionia memberikan jawaban berbeda tentang karakter urstoff, tapi mereka sepakat bahwa urstoff itu bersifat material. Thelas mengatakan air, Anaximenes
udara, dan Heracleitos api. Jadi, mereka itu dapat disebut de facto kaum materialis (karena mereka melihat salah satu bentuk
materi sebagai prinsip kesatuan dan bahan primitive segala sesuatu). Tetapi,
harus diingat bahwa mereka belum sampai pada pemahaman tentang antithesis
antara roh dan materi. Sebab itu, kita tidak dapat menjuluki mereka sebagai
kaum materialis dalam pengertian kita sekarang.
Karena
hanya mencoba menjelaskan dunia material dan eksternal, ada orang yang
berpendapt bahwa para pemikir Ionia itu hanya ilmuan pertama dan bukannya
filsuf. Bagaimana menjawabnya ? maka harus dijawab bahwa mereka memang filsuf,
karena mereka tidak berhenti pada pengamatan indera, tetapi melangkah lebih
jauh dari apa yang tampak kepada pemikiran. Meraka bukan saja menunjuk air,
udara dan api sebagai unsur dasar segalap-galanya. Hal ini berarti sudah
melewati indera dan hal yang tampak.
Mereka
juga tidak mengambil kesimpulan dengan pendekatan eksperimental, tapi melalui
pemikiran spekulatif. Mereka sudah dapat
berfikir abstrak, meskipun mereka materialis. Oleh sebab itu lebih tepat kalau
kosmologi Ionia dinamakan materialis abstrak. Para filsuf Ionia juga melihat
adanya hukum dalam alam semesta. Dalam kehidupan pribadi ada hukum yang
mengatur yang benar, jika aturan itu dilanggar, akan mendatangkan bencana.
Jadi, hukum kosmis harus dipatuhi demi terciptanya keseimbangan dan mencegah khoas, inilah dasar bagi kosmologi
ilmiah yang berlawanan dengan mitologi.
Dari
sudut pandang lain, filsuf-filsuf Ionia belum membedakan ilmu dan filsafat.
Para pemikir Ionia awal itu juga merupakan orang-orang bijaksana yang
mempelajari segala jenis ilmu, seperti astronomi. Mereka adalah filsuf yang
juga mengadakan observasi astronomi demi kepentingan pelayaran, atau berusaha
menemukan unsur dasar alam semeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar