Rabu, 21 Desember 2016

Ionia Tempat Lahirnya Filasfat Barat



Ionia Tempat Lahirnya Filasfat Barat

Tempat lahirnya filsafat Yunani adalah Asia Kecil, dan filsuf-filsuf pertama Yunani berasal dari Ionia. Yunani sendiri berada dalam situasi tidak tenang menyusul inovasi bangsa Doria pada abad 7 SM, tapi Ionia relative tenang dan mewarisi jiwa peradaban lama. Invasi bangsa Doria ini menghancurleburkan kebudayaan Aegea yang terkenal itu. Homerus, penyair besar Yunani, juga berasal dari Ionia. Jadi Ionia merupakan tempat lahir penyair terbesar Yunani dan kasmolog-kasmolog pertama Yunani.
Bila kita lihat secara cermat, ada kesinambuangan tema dalam gambaran dunia yang dilukiskan Heisoid, tuntutan-tuntutan moral dalam puisi-puisi Homerus, dan kosmologi yang diajarkan para filsuf awal Ionia. Pemikiran filosofis Yunani awal merupakan produk puncak dari peradaban kuno Ionia. Kerena Ionia merupakan tempat pertemuan antara Barat dan Timur, maka sering dipersoalkan apakah filsuf Yunani dipengaruhi oleh filsuf oriental, seperti Babylon atau Mesir? Ada pendapat yang mengatakan bahwa filsafat Yunani berasal dari Babylon dan Mesir. Tetapi ada pula yangmenolak pendapat itu.
Herodotus, misalnya berpendapat bahwa agama dan kebudayaan Yunani bearasal dari Mesir. Apalagi, pendapat bahwa kebudayaan Yunani dipengaruhi oleh bangsa-bangsa oriental umumnya dikemukakan oleh para penulis Alexanderia, yang kemudian diambillah oleh para apologis Kristen. Orang-orang Mesir dimasa Hellinis, misalnya, menginterperestasi mitos-mitps mereka menurut filsafat Yunani, dan kemudian mengatakan mitos-mitos mereka merupakan asal dari filsafat Yunani. Tetapi menurut Federick Coppleston, ini hanya merupakan alegorisasi dikalangan orang-orang Alexandria. Sama seperti jika orang Yahudi mengatakan bahwa Plato menarik Filsafatnya dari Perajanjian Lama.
Menurut Coppleson, sulitlah untuk menjelaskan bahwa para saudagar Mesir mengekspor pemikiran Mesir  ke Yunani, sebab dunia pedagang dan filsafat memamng berbeda. Dan menurut Burnet, mesir tidak memilki filsafat. Sebab itu pendapat bahwa filsafat Yunani berasal dari Mesir sulit diterima. Jadi, filsafat Yunani lahir dari tanah Yunani sendiri, yakni di Ionia. Apalagi tidak ada bukti bahwa filsafat Yunani berasal dari India atau Cina. Namun ada kenyataan bahwa filsafat Yunani berkaitan erat dengan matematika. Ada juga pendapat bahwa orang Yuanani belajar matematika dari Mesir dan astronomi dari Babylon. Bagaimana menjawab persoalan ini?
Kita bisa mengikuti jawaban Coppleston sebagai berikut, memnag ada kemungkinan besar bahwa matematika Yunani dipengaruhi Mesir dan astronomi Yunani dipengaruhi Babylon, sebab ilmu pengetahuan dari filsaft Yunani mulai berkembang di daerah yang merupakan pertemuan Barat dan Timur. Tapi tidak tepat jika dikatakan bahwa matematika ilmiah Yunani berasal dari Mesir dan astronomi berasal dari Babylon.  Mengapa demikian ?
Kerena matematika mesir terdiri dari metode-metode empiris, kasar dan lengkap untuk memperoleh hasil praktis. Geometri Mesir umumnya terdiri dari metode-metode praktis untuk mengukur tanah setekah meluapnya suangai Nil. Tapi orang Mesir tidak mengembangkan geometri ilmiah. Orang yunani lah yang mengembabngkan geometri ilmiah. Demikian astronomi Babylon, sebetulnya merupakan astrologi, yakni ilmu nujum bintang. Sebaliknya, orang Yunani mengembangkannya menjadi ilmu astronomi ilmiah. Jadi, menurut Coppleston, matematika dan astronomi Yunani lahir di Yunani sendiri.
Dengan demikian Yunani adalah tempat asal  para pemikir dan ilmuan asli Eropa. Orang-orang Yunanilah yang pertama kali mempelajari ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan itu sendiri. Mereka mempelajari ilmu pengetahuan dengan sangat ilmiah, bebas dan tanpa prasangka. Hegel, filsuf terkenal Jerman, berpendapat bahwa filsafat Yunani sepenuhnya dilakukan dengan semangat kebebasan ilmiah.
Kalau puncak pemikiran Yunani terdapt di Ionia, dan jika Ionia merupakan tempat lahirnya filsafat Yunani, maka Militus adalah tempat lahirnya Filsaft Ionia. Di kota Militus, Theles, filsuf pertama Ionia lahir dan dibesarkan. Para filsuf Ionia sangat terkesan dengan fakta perubahan di sekelilingnya. Ada kelahiran dan pertumbuhan menjadi dewasa, ada kehancuran dan kematian. Mereka menyaksiakan pergantian musim, dari musim semi kemusim gugur. Mereka meyaksikan pertumbuhan hidup manusia: dari anak-anak, menjadi dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua ini merupakan hal-hal yang tak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.
Dibalik keindahan dan kegembiraan hidup, mereka juga melihat hal-hal yang tak pasti dan taka man. Mereka melihat bahwa kematian adalah suatu kepastian yang tak dapat dihindari. Mereka melihat bahwa masa depan tak dapat diramalkan. “paliang baik jika manusia tidak dilahirkan dan tidak melihat sinar matahari”, tetapi seandainya ia lahir maka hal taerbaik kedua baginya adalah pergi melewati gerbang kematian secepatmya.”
Jadi kenyataan adanya perubahan dalam kehidupan manusia dan alam sekitar mendorong orang Ionia untuk berfilsafat. Mereka melihat bahwa dibalik perubahan dan gerak, pasti ada suatu permanen. Mengapa ? kerena perubahan adalah gerak dari suatu kepada suatu yang lain. Sebab itu pasti ada suatu lain yang merupakan unsur pertama, yang tidak berubah. Perubahan bukanlah konflik atau benturan hal-hal yang berlawanan. Mereka yakin bahwa pasti ada suatu unsur dibalik hal-hal yang berlawanan itu. Maka mereka mencoba untuk mencari elemen dasar (urstoff) manakah yang berada di balik semua yang berubah ini. Jawaban yang diberikan setiap filsuf berbeda-beda. Tetapi mereka memberikan konsep yang sama tentang kesatuan. Fakta perubahan memberikan mereka pergantian tentang kesatuan, meskipun seperti dikatakan Aristoteles, mereka tidak menjelaskan tentang gerak (mation).
Para filsuf Ionia memberikan jawaban berbeda tentang karakter urstoff, tapi mereka sepakat bahwa urstoff itu bersifat material. Thelas mengatakan air, Anaximenes udara, dan Heracleitos api. Jadi, mereka itu dapat disebut de facto kaum materialis (karena mereka melihat salah satu bentuk materi sebagai prinsip kesatuan dan bahan primitive segala sesuatu). Tetapi, harus diingat bahwa mereka belum sampai pada pemahaman tentang antithesis antara roh dan materi. Sebab itu, kita tidak dapat menjuluki mereka sebagai kaum materialis dalam pengertian kita sekarang.
Karena hanya mencoba menjelaskan dunia material dan eksternal, ada orang yang berpendapt bahwa para pemikir Ionia itu hanya ilmuan pertama dan bukannya filsuf. Bagaimana menjawabnya ? maka harus dijawab bahwa mereka memang filsuf, karena mereka tidak berhenti pada pengamatan indera, tetapi melangkah lebih jauh dari apa yang tampak kepada pemikiran. Meraka bukan saja menunjuk air, udara dan api sebagai unsur dasar segalap-galanya. Hal ini berarti sudah melewati indera dan hal yang tampak.
Mereka juga tidak mengambil kesimpulan dengan pendekatan eksperimental, tapi melalui pemikiran spekulatif.  Mereka sudah dapat berfikir abstrak, meskipun mereka materialis. Oleh sebab itu lebih tepat kalau kosmologi Ionia dinamakan materialis abstrak. Para filsuf Ionia juga melihat adanya hukum dalam alam semesta. Dalam kehidupan pribadi ada hukum yang mengatur yang benar, jika aturan itu dilanggar, akan mendatangkan bencana. Jadi, hukum kosmis harus dipatuhi demi terciptanya keseimbangan dan  mencegah khoas, inilah dasar bagi kosmologi ilmiah yang berlawanan dengan mitologi.
Dari sudut pandang lain, filsuf-filsuf Ionia belum membedakan ilmu dan filsafat. Para pemikir Ionia awal itu juga merupakan orang-orang bijaksana yang mempelajari segala jenis ilmu, seperti astronomi. Mereka adalah filsuf yang juga mengadakan observasi astronomi demi kepentingan pelayaran, atau berusaha menemukan unsur dasar alam semeta.
Sumber, Massofa. 2011. Buku Pengantar Filsafat. Diperoleh dari  https://massofa.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar