Rabu, 21 Desember 2016

Perbedaan Filsafat Pra-Sorotes dengan Kaum Sofis


Perbedaan Filsafat Pra-Sorotes dengan Kaum Sofis

Ada perbedaan antara Filsafat Pra-Socrotes dan filsafat sesudahnya. Perbedaan ini terletak pada.
a.  Pusat perhatian filsafat masa Socrotes adalah manusia, peradaban, dan kebiasaan manusia. Sofisme menaruh perhatian pada mikrokosmos, bukan makrokosmos. Manusia mencapai kesadaran diri. Seperti kata Sophocles “ada banyak mujizat di dunia, tapi tak ada mujizat yang lebih besar daripada manusia”
b.   Sofisme dan filsafat Yunani juga sebelumnya berbeda dalam hal metode. Filsafat Yunani masa Pra-Socrotes memiliki metode deduktif, sedangkan kaum sofisme menggunakan menggunakan metode emprico-induktif
Pada masa Pra-Socrotes, filsuf menetapkan prinsip umum, kemudian menjelaskan fenomena-fenomena khusus berdasarkan prinsip tersebut. Sebaliknya kaum sofis adalah ensiklopedis karena mereka menghimpun banyak observasi dan fakta, lalu menarik kesimpulan-kesimpulan, baik teoritis maupun praktis. Kesimoulan-kesimpulan itu sangat banyak dan berbeda sehingga orang bisa jadi bingung. Atau setelah banyak tahu tentang berbagai Negara dan kebudayaan, mereka membuat teori tentang asal-usul perbedaan atau asal-usul bahasa.
Perbedaan lainnya juga terletak pada tujuan. Filsafat Pra-Socrotes ingin mencari kebenaran objektif tentang dunia. Sedangkan kaum sofis mencari kebenran praktis, bukan kebenran spekulatif.  Tujuan utama filsafat Pra-Socrotes adalah menemukan kebenaran, sedangkan kaum sofis justru pada mengajar. Itulah sebbanya kaum sofis mempunyai masa murid. Mereka memberikan kursus-kursus, dan latihan. Mereka adalah professor yang mengembara kota ke kota, mengumpulakn pengetahuan lalu mengajarkan pada orang lain, seperti halnya pada tatabahasa, interpersi penyair, filsafat mitologi dan agama dl.
Kaum sofis sangat menonjol dalam hal berfidato, yang merupakan faktor sangat penting dalam kehidupan politik di Yunani pada masa itu. Di Negara Yunani adag bisa berkecimpung dalam politik, maka orang harus pintar dalam hal berpidato. Dari sinilah asal mula citra negatif terhadap kaum sofis, seseorang politikus yang pandai berpidato, biasanya menyerang kebijakan-kebijakan yang ada demi kepentingan karir politiknya. Maka orang menyamakan kaum sofis sebagai pembohong.
Kaum sofis sangat ahli dalam bidang estetika. Di Yunani untuk menjadi kaya, maka jalan yang paling aman adalah dipengadilan. Orang harus memiliki kemahiran untuk membuat yang salah menjadi benar. Ini sangat berbeda dengan para filsuf sebelumnya yang ingin mencari kebenaran. Tidak heran jika di mata filsuf seperti Socrotes dan Plato, kaum sofis dipandang atau dinilai sangat negative. Mereka disamakan dengan pendobrak kemampuan. Mereka mengajar anak-anak muda untuk tidak patuh secara membabi buta pada peraturan. Dan yang lebih menambah citra negative adalah bahwa meraka meminta bayaran. Itulah yang perbedaan filsafat pada masa Pra-sokrotes dan kaum Sofis pada masa Sokrotes.
Sumber, Massofa. 2011. Buku Pengantar Filsafat. Diperoleh dari  https://massofa.wordpress.com










Tidak ada komentar:

Posting Komentar