PENGERTIAN FILSAFAT SECARA SEMANTIK
Filsafat
mempunyai pengertian / definisi yang bermacam-macam dari para ahli maupun
filosof. Contoh-contohnya adalah seperti Soetopo (2004:1) menarik pengertian
filsafat dari dua pengertian dasar, yaitu pengertian etimologis dan pengertian
semantik.
Pengertian
etimologis filsafat berasal dari kata “filos” yang berarti cinta dan “sofia”
yang berarti kebijakan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Dengan demikian kata
filsafat berarti cinta terhadap kebijakan dan kebijaksanaan. Sedangkan,
pengertian semantik filsafat adalah pengetahuan yang mempelajari hakikat segala
sarwa yang ada dan yang mungkin ada sedalam-dalamnya yang dilakukan secara
radikal dan menyeluruh.
Berdasarkan
pengertian itu, berarti orang yang belajar filsafat adalah orang yang cinta
akan kebajikan, kebijaksanaan, dan kebenaran. Kajiannya dilakukan dengan
berusaha mengetahui suatu hal sedalam-dalamnya, sehingga sampai pada hakikat
yang sebenar-benarnya, sampai pada seinti-intinya. Orang yang ahli dalam
filsafat disebut filosof atau ada yang menyebutnya filsuf. Bidang kajian
filsafat sangat luas, yaitu segala sarwa atau segala hal yang ada, bahkan yang
mungkin ada. Alat utama untuk mengkaji sarwa itu adalah pikiran atau nalar.
Pikiran atau nalar kita bisa menjelajah ke hal-hal yang ada dan yang mungkin
tidak ada.
Adapun
studi formal semantik bersinggungan dengan banyak bidang penyelidikan lain,
termasuk leksikologi, sintaksis, pragmatik, etimologi dan lain-lain, meskipun
semantik adalah bidang yang didefinisikan dengan baik dalam dirinya sendiri,
sering dengan sifat sintetis. Dalam filsafat bahasa, semantik dan referensi berhubungan
erat. Bidang-bidang terkait termasuk filologi, komunikasi,
dan semiotika. Studi formal semantik karena itu menjadi kompleks.
Semantik
berbeda dengan sintaks, studi tentang kombinatorik unit bahasa (tanpa
mengacu pada maknanya), dan pragmatik, studi tentang hubungan antara
simbol-simbol bahasa, makna, dan pengguna bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar