HAKIKAT FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU
1.
Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Filsafat
dan Ilmu
Suatu peristiwa atau kejadian pada dasarnya
tidak pernah lepas dari peristiwa
lain yang mendahuluinya. Demikian juga
dengan timbul dan
berkembangnya filsafat dan ilmu.
Menurut Rinjin (1997 : 9-10), filsafat
dan ilmu timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.
a. Manusia
merupakan makhluk berakal budi.
Dengan
akal budinya, kemampuan manusia dalam
bersuara bisa berkembang menjadi
kemampuan berbahasa dan
berkomunikasi, sehingga manusia disebut
sebagai homo loquens dan
animal symbolicum. Dengan akal budinya, manusia dapat berpikir
abstrakdan konseptual sehingga
dirinya disebut sebagai
homo sapiens (makhluk
pemikir) atau kalau menurut
Aristoteles manusia dipandang
sebagai animal that reasonsyang
ditandai dengan sifat selalu ingin tahu (all men by nature desire to know).
Pada diri manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiosity), yang
menjelma dalam wujud
aneka ragam pertanyaan.Bertanya adalah berpikir
dan berpikir dimanifestasikan dalam bentuk pertanyaan.
b. Manusia
memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang diciptakan
oleh Sang Pencipta,
misalnyasaja kekaguman pada matahari, bumi,
dirinya sendiri dan
seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian mendorong
manusia untuk berusaha
mengetahui alam semesta itu
sebenarnya apa, bagaimana
asal usulnya (masalah kosmologis). Ia
juga berusaha mengetahui
dirinya sendiri, mengenai eksistensi, hakikat, dan tujuan
hidupnya.
c. Manusia
senantiasa menghadapi masalah
Faktor
lain yang juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu adalah adalah masalah yang
dihadapi manusia (aporia). Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan masalah,
baik masalah yang bersifat teoritis maupun
praktis. Masalah mendorong
manusia untuk berbuat
dan mencari jalan keluar
yang tidak jarang
menghasilkan temuan yang sangat
berharga (necessity is the mother of science).
2.
Hakikat Filsafat
a. Pengertian
Filsafat
Istilah
filsafat yang merupakan terjemahan dari
philolophy (bahasa Inggris) berasal
dari bahasa Yunani
philo (love of) dan Sophia
(wisdom). Jadi secara etimologis filsafat artinya cinta atau gemar akan
kebajikan (love of wisdom). Cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau
yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan
artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang
sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada mulanya.
Berdasarkan arti
secara etimologis sebagaimana dijelaskan di atas kemudian para ahli berusaha
merumuskan definisi filsafat. Ada yang menyatakan bahwa filsafat sebagai suatu
usaha untukberpikir secara radikal
dan menyeluruh, suatu
cara berpikir dengan
mengupas sesuatu
sedalam-dalamnya. Aktivitas tersebut
diharapkan dapat menghasilkan suatu
kesimpulan universal dari
kenyataan partikular atau khusus,
dari hal yang tersederhana sampai yangterkompleks. Kattsoff, sebagaimana
dikutip oleh Associate
Webmaster Professional (2001), menyatakan karakteristik filsafat sebagai
berikut.
1) Filsafat
adalah berpikir secara kritis.
2) Filsafat
adalah berpikir dalam bentuk sistematis.
3) Filsafat
mengahasilkan sesuatu yang runtut.
4) Filsafat
adalah berpikir secara rasional.
5) Filsafat
bersifat komprehensif.
b. Objek
Filsafat
1) Objek
material filsafat adalah
segala sesuatu yang ada,
yang meliputi : ada dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan (Lasiyo dan
Yuwono, 1994 : 6).
2) Objek
formal filsafat adalah hakikat dari segalasesuatu yang ada (Lasiyo dan Yuwono,
1999 : 6).
c. Sistematika
Filsafat
Sebagaimana pengetahuan
yang lain, filsafat
telah mengalami perkembangan yang
pesat yang ditandai
dengan bermacam-macam aliran dan
cabang.
1) Aliran-aliran
Filsafat
Ada beberapa
aliran filsafat dinataranya
adalah : realisme, rasionalisme, empirisme,
idealisme, materialisme, dan eksistensialisme.
2) Cabang-cabang
Filsafat
Filsafat memiliki
cabang-cabang yang cukup
banyak dinataranya adalah :
metafisika, epistemologi, logika,
etika, estetika, filsafat sejarah, filsafat politik, dst.
3.
Hakikat
Filsafat Ilmu
a. Pengertian Filsafat Ilmu
o
Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie,
19 :58) memandang filsafat ilmu sebagai berikut. ”That philosophic
discipline which is the systematic study
of the nature
of science, especially
of its methods, its
concepts and presuppositions, and
its place in the
general scheme of
intellectual disciplines.” Filsafat
ilmu, merurut Benjamin, merupakan
cabang dari filsafat
yang secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu,
khususnya mengenai metoda, konsepkonsep, dan praanggapan-pra-anggapannya, serta
letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
o
Conny Semiawan at al (1998 : 45)
menyatakan bahwa filsafat ilmu pada
dasarnya adalah ilmu
yang berbicara tentang
ilmu pengetahuan (science of
sciences) yang kedudukannya
di atas ilmu lainnya.
o
Jujun
Suriasumantri (2005 :
33-34) memandang filsafat
ilmu sebagai bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang ingin
menjawab tiga kelompok
pertanyaan mengenai hakikat
ilmu sebagai berikut. Kelompok
pertanyaan pertama antara
lain sebagai berikut
ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki dari objek
tersebut? Bagaimana hubungan
antara objek tadi
dengan daya tangap manusia ?
Kelompok pertanyaan kedua
: Bagaimana proses
yang memungkinkan
diperolehnya pengetahuan yang
berupa ilmu ? Bagaimana
prosedurnya ? Hal-hal
apa yang harus
diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar
? Apa yang dimaksud dengan kebenaran
? Dan seterusnya. Dan terakhir,
kelompok pertanyaan ketiga
: Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu ?
Bagaimana kaitanantara cara menggunakan
ilmu dengan kaidah-kaidah
moral ? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan seterusnya. Kelompok pertanyaan
pertama merupakan tinjauan
ilmu secara ontologis.
Sedangkan
pertanyaan-pertanyaan
kelompok kedua merupakan tinjauan
ilmu secara epistemologis. Dan pertanyaanpertanyaan kelompok
ketiga sebagai tinjauan
ilmu secara aksiologis.
b. Karakteristik
filsafat ilmu
Dari
beberapa pendapat di
atas dapat diidentifikasi karakteristik filsafat ilmu
sebagai berikut.
1) Filsafat
ilmu merupakan cabang dari filsafat.
2) Filsafat ilmu
berusaha menelaah ilmu
secara filosofis dari
sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
c. Objek
filsafat ilmu
1) Objek material filsafat ilmu adalah ilmu
2) Objek formal filsafat ilmu adalah ilmu atas
dasar tinjauan filosofis, yaitu secara ontologis, epistemologis, dan
aksiologis.
d. Manfaat
Mempelajari filsafat ilmu
1) Dengan mempelajari
filsafat ilmu diharapkan
mahasiswa semakin kritis
dalam sikap ilmiahnya.
Mahasiswa sebagai insan
kampus diharapkan untuk bersikap
kritis terhadap berbagai
macam teori yang dipelajarinya
di ruang kuliah
maupun dari sumber-sumber lainnya.
2) Mempelajari
filsafat ilmu mendatangkan
kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk
mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan
penelitian ilmiah. Dengan
mempelajari filsafat ilmu diharapkan
mereka memiliki pemahaman
yang utuh mengenai ilmu
dan mampu menggunakan
pengetahuan tersebut sebagai landasan
dalam proses pembelajaran
dan penelitian ilmiah.
3) Mempelajari filsafat
ilmu memiliki manfaat
praktis. Setelah mahasiswa lulus
dan bekerja mereka
pasti berhadapan dengan
berbagai masalah dalam
pekerjaannya. Untuk memecahkan
masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal
yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi. Dalam konteks
inilah pengalaman mempelajari
filsafat ilmu diterapkan.
Sumber Anonim. 2014. Filsafat Ilmu (ebook). Diperoleh dari http://dakekito.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar