Sabtu, 10 Desember 2016

Cara Sain Menyelesaian Masalah



Cara Sain Menyelesaian Masalah
 Ilmu atau sain yang isinya teori dibuat untuk memudahkan kehidupan. Bila kita menghadapi kesulitan (biasanya disebut masalah), kita menghadapi dan menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan ilmu (sebenarnya menggunakan teori ilmu). orang zaman dulu mengambil air dibawah bukit, orang Sunda menyebutnya di lebak. Tatkala akan mengambil air, orang tersebut harus melalui jalan menurun sambil membawa wadah air, dan pada saat pulang ia melalui jalan menanjak sambil membawa wadah yang berisi air. Sehingga itu menyulitkan kehidupan. Untuk memudahkan, orang membuat sumur. Air tidak lagi harus diambil di lebak. Air dapat diambil dari sumur yang dapat dibuat dekat rumah.
            Membuat sumur memerlukan ilmu. Tetapi sumur masih menyusahkan karena masih harus menimba, kadang-kadang sumur amat dalam. Orang mencari teori agar air lebih mudah diambil. Lantas orang menggunakan pompa air yang digerakkan dengan tangan. Masih susah juga, orang lantas menggunakan mesin. Sekarang air dengan mudah diperoleh, hanya memutar kran. Ilmu memudahkan kehidupan.  Sejak kampung itu berdiri ratusan tahun yang lalu, sampai tahun-tahun belakangan ini penduduknya hidup dengan tenang. Tidak ada kenakalan. Anak-anak dan remaja begitu baiknya, tidak berkelahi, tidak mabuk-mabukan, tidak mencuri, tidak membohongi orang tuanya. Senang sekali bermukim di kampung itu. Tiba-tiba jalan raya melintas  kampung itu. Listrik dipasang, penduduk mendapat listrik dengan harga murah. Penduduk senang.
Beberapa tahun kemudian, anak mereka nakal. Anak remaja sering berkelahi, sering mabuk, sering mencuri, sering membohongi orang tuanya. Penduduk sering bertanya “Mengapa keadaan begini?” Mereka menghadapi masalah. Mereka memanggil ilmuwan, meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Apa yang akan dilakukan oleh ilmuwan itu? Ternyata ia melakukan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, ia mengidentifikasi masalah. Ia ingin tahu seperti apa kenakalan remaja yang ada di kampung itu. Ia ingin tahu lebih dahulu, secara persis, misalnya berapa orang, siapa yang nakal, malam atau hari apa saja kenakalan itu dilakukan, penyebab mabuk, berkelahi dengan siapa, dan apa penyebabnya, dan sebagainya. Ia ingin tahu sebanyak-banyaknya atau selengkap-lengkapnya tentang kenakalan yang diceritakan oleh orang kampung kepadanya, ia seolah-olah tidak percaya begitu saja pada laporan orang kampung tersebut. Ia mengidentifikasi masalah itu. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara mengadakan penelitian.
Hasil penelitian itu ia analisis untuk mengetahui secara persis segala sesuatu di seputar kenakalan itu tadi. Kedua, ia mencari teori tentang sebab-sebab kenakalan remaja. Biasanya ia cari dalam literatur. Ia menemukan ada beberapa teori yang menjelaskan sebab-sebab kenakalan remaja. Diantara teori itu ia pilih teori yang diperkirakannya paling tepat untuk menyelesaikan masalah kenakalan remaja di kampung itu. Sekarang ia tahu penyebab kenakalan remaja di kampung itu. Ketiga, ia kembali membaca literatur lagi. Sekarang ia mencari teori yang menjelaskan cara memperbaiki remaja nakal. Dalam buku ia baca, bahwa memperbaiki remaja nakal harus disesuaikan dengan penyebabnya. Ia sudah tahu penyebabnya, maka ia usulkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pemimpin, guru, organisasi pemuda, ustadz, orang tua remaja dan polisi serta penegak hukum.
 Demikian biasanya cara ilmuwan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Itu adalah cerita tentang cara sain menyelesaikan masalah. Cara filsafat dan mistik tentu lain lagi. Langkah baku sain dalam menyelesaikan masalah: identifikasi masalah, mencari teori, menetapkan tindakan penyelesaian. Janganlah hendaknya terlalu mengandalkan sain tatkala timbul masalah. Ada dua sebab. Pertama, belum tentu teori sain yang ada mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Teori itu mungkin memadai pada zaman tertentu, digunakan untuk menghadapi masalah yang sama pada zaman yang lain, belum tentu teori itu efektif. Kedua, belum tentu setiap masalah tersedia teori untuk menyelesaikannya. Masalah selalu  berkembang lebih cepat daripada perkembangan teori. Ilmu kita ternyata tidak pernah mencukupi untuk menyelesaikan masalah demi masalah yang diharapkan kepada kita.  
Apabila sain gagal menyelesaikan suatu masalah yang diajukan kepadanya, maka sebaiknya masalah itu dihadapkan ke filsafat, mungkin filsafat mampu menyelesaikannya. Tentu dengan cara filsafat atau mungkin pengetahuan mistik dapat membantu. Yang terbaik ialah setiap masalah diselesaikan secara bersama-sama oleh sain, filsafat dan mistik, yang bekerjasama secara terpadu.
Sumber, Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Remaja Bosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar