Cara Sain Menyelesaian Masalah
Ilmu atau sain yang isinya teori dibuat untuk
memudahkan kehidupan. Bila kita menghadapi kesulitan (biasanya disebut
masalah), kita menghadapi dan menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan ilmu
(sebenarnya menggunakan teori ilmu). orang zaman dulu mengambil air dibawah bukit,
orang Sunda menyebutnya di lebak. Tatkala akan mengambil air, orang tersebut
harus melalui jalan menurun sambil membawa wadah air, dan pada saat pulang ia
melalui jalan menanjak sambil membawa wadah yang berisi air. Sehingga itu
menyulitkan kehidupan. Untuk memudahkan, orang membuat sumur. Air tidak lagi
harus diambil di lebak. Air dapat diambil dari sumur yang dapat dibuat dekat
rumah.
Membuat
sumur memerlukan ilmu. Tetapi sumur masih menyusahkan karena masih harus
menimba, kadang-kadang sumur amat dalam. Orang mencari teori agar air lebih
mudah diambil. Lantas orang menggunakan pompa air yang digerakkan dengan
tangan. Masih susah juga, orang lantas menggunakan mesin. Sekarang air dengan
mudah diperoleh, hanya memutar kran. Ilmu memudahkan kehidupan. Sejak kampung itu berdiri ratusan tahun yang
lalu, sampai tahun-tahun belakangan ini penduduknya hidup dengan tenang. Tidak
ada kenakalan. Anak-anak dan remaja begitu baiknya, tidak berkelahi, tidak mabuk-mabukan,
tidak mencuri, tidak membohongi orang tuanya. Senang sekali bermukim di kampung
itu. Tiba-tiba jalan raya melintas
kampung itu. Listrik dipasang, penduduk mendapat listrik dengan harga
murah. Penduduk senang.
Beberapa
tahun kemudian, anak mereka nakal. Anak remaja sering berkelahi, sering mabuk,
sering mencuri, sering membohongi orang tuanya. Penduduk sering bertanya
“Mengapa keadaan begini?” Mereka menghadapi masalah. Mereka memanggil ilmuwan, meminta
bantuannya untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Apa yang akan
dilakukan oleh ilmuwan itu? Ternyata ia melakukan langkah-langkah sebagai
berikut: Pertama, ia mengidentifikasi masalah. Ia ingin tahu seperti apa
kenakalan remaja yang ada di kampung itu. Ia ingin tahu lebih dahulu, secara
persis, misalnya berapa orang, siapa yang nakal, malam atau hari apa saja
kenakalan itu dilakukan, penyebab mabuk, berkelahi dengan siapa, dan apa
penyebabnya, dan sebagainya. Ia ingin tahu sebanyak-banyaknya atau
selengkap-lengkapnya tentang kenakalan yang diceritakan oleh orang kampung kepadanya,
ia seolah-olah tidak percaya begitu saja pada laporan orang kampung tersebut.
Ia mengidentifikasi masalah itu. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian.
Hasil
penelitian itu ia analisis untuk mengetahui secara persis segala sesuatu di seputar
kenakalan itu tadi. Kedua, ia mencari teori tentang sebab-sebab kenakalan
remaja. Biasanya ia cari dalam literatur. Ia menemukan ada beberapa teori yang
menjelaskan sebab-sebab kenakalan remaja. Diantara teori itu ia pilih teori
yang diperkirakannya paling tepat untuk menyelesaikan masalah kenakalan remaja
di kampung itu. Sekarang ia tahu penyebab kenakalan remaja di kampung itu. Ketiga,
ia kembali membaca literatur lagi. Sekarang ia mencari teori yang menjelaskan
cara memperbaiki remaja nakal. Dalam buku ia baca, bahwa memperbaiki remaja
nakal harus disesuaikan dengan penyebabnya. Ia sudah tahu penyebabnya, maka ia
usulkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pemimpin, guru, organisasi
pemuda, ustadz, orang tua remaja dan polisi serta penegak hukum.
Demikian biasanya cara ilmuwan menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Itu adalah cerita tentang cara sain menyelesaikan masalah.
Cara filsafat dan mistik tentu lain lagi. Langkah baku sain dalam menyelesaikan
masalah: identifikasi masalah, mencari teori, menetapkan tindakan penyelesaian.
Janganlah hendaknya terlalu mengandalkan sain tatkala timbul masalah. Ada dua
sebab. Pertama, belum tentu teori sain yang ada mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Teori itu mungkin memadai pada zaman tertentu, digunakan untuk
menghadapi masalah yang sama pada zaman yang lain, belum tentu teori itu
efektif. Kedua, belum tentu setiap masalah tersedia teori untuk menyelesaikannya.
Masalah selalu berkembang lebih cepat
daripada perkembangan teori. Ilmu kita ternyata tidak pernah mencukupi untuk menyelesaikan
masalah demi masalah yang diharapkan kepada kita.
Apabila
sain gagal menyelesaikan suatu masalah yang diajukan kepadanya, maka sebaiknya
masalah itu dihadapkan ke filsafat, mungkin filsafat mampu menyelesaikannya.
Tentu dengan cara filsafat atau mungkin pengetahuan mistik dapat membantu. Yang
terbaik ialah setiap masalah diselesaikan secara bersama-sama oleh sain,
filsafat dan mistik, yang bekerjasama secara terpadu.
Sumber, Tafsir,
Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. Bandung:
PT Remaja Bosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar