Periodisasi Filsafat
India
Perkembangan filsafat India
biasanya di bagi menjadi lima kurun yaitu: Kurun veda (2000-600) Kurun Reaksi
(600-300), Kurun Purana (300-1200), Kurun Islam (1200-1757), dan Kurun Modern
(1757-1968). Berikut akan penulis jelaskan tiap-tiap kurun sebagai berikut:
1. Kurun
Veda (2000-600 Masehi)
Veda
adalah tradisi sastra yang merupakan hasil perjuangan antara Kebudayaan Bangsa
Arya yang berbahasa Indo-Eropa dan Kebudayaa Dravida. Veda dinyanyikan,
diucapkan, dan ditulis dalam bahasa Vedik. Yakni bahsa kuno Indo-Arya. Vedik
merupakan induk dari bahasa Sansakerta. Veda terdiri dari empat kumpulan (samhita) yakni:
a. Rg
Veda : kumpulan puji-pujian yang diresitasi
b. Sama
Veda: kumpulan himne yang dinyanyikan
c. Yaajur
Veda: kumpulan rumasan-rumusan untuk kurban
d. Atharva
Veda: kumpulan rumsan-rumasan magis
Dimasa ini, diwarisakan pula tiga
kitab lain yang penting kedudukannya dalam Hinduanisme, yakni:
a.
Brahmana
: kitab yang berisi spekulasi tentang
kurban dan kedudukan imam-imam
b.
Aranyaka
: yakni naskah esoteris yang meruoakan
hasil refleksi kaum Vanaprastha (penghini hutan). Kitab ini menekankan arti
batiniah dan simbolis dari kurban.
c.
Upanishad
: ini merupakan lanjutan dari Aranyaka.
Jadi, merupakan penutup dari Veda. Terakhir secra kronologis maupun teleologis.
Segala refelasi Hindu mencapai kesempurnaanya pada Upanishad. Itulah sebabnya
Upanishad sering disebut juga Vedanta (akhir atau pemenuhan veda, baik secara
temporal maupun teleologis).
Metode
dalam Upanishad adalah introspektif, dengan titik tolak pengalaman berpikir
manusia danm fakta kesadaran manusia. Tema pokok Upanishad adalah hakikat
keakuan dan hubungannya dengan kesadaran.
Tuhan,
dalam Upanishad dilukiskan sebgai penguasa batin yang tidak dapat mati atau
sebagai banang yang melewati segala benda yang mengikat mereka bersama. Dialah
keberan sentral dari eksistensi bernyawa
dan tidak bernyawa. Oleh karena itu Dia tidak hanya trenasenden tapi juga
imanen. Dialah pencipta dunia, tetapi ia memunculkan dunia itu dari dirinya
sendiri sebgai kabah-labah membuat jaringan sarangnya.
Upanishad bukan hanya semata-mata
hasil dari para Brahmana, tetapi sudah dipengaruhi oleh unsur luar Brahmana.
Ajaran dalam Upanishad tidak boleh disampaikan kepada sembarangan orang,
kecuali orang Arya dan mereka yang telah maju dibidang agama
2.
Kurun Raksi (600 SM-30)
Pada abad 7 dan abad 5 sebelum masehi,
kehidupan inteltual dan spiritual dunia berkembang. Di Yunani muncul
fisuf-filsuf alam. Di Palestina muncul para nabi. Di Cina tampil Confusius, dan
Persia, muncul tokoh-tokoh Zarathustra. Di India muncul pemikir-pemikir
Upanishad dan pengajar-pengajar yang kurang ortodoks. Muncullah Janisme dan
Buddhisme yang memberikan ajaran dan aturan baru untuk mencapai keselamatan.
Pada kurun waktu itu struktur masyarakat
lama mengalami keguncangan. Muncul sejumlah kerajaan kecil, ada semacam rasa
pesimisme di bidang kebudayaan dan keagamaan. Masih ada perbedaan pandanmgan
dikalangan ahli tentang latar belakang ketidakpuasan dan disentregrasi dalam
masyrakat. Tapi salh satu alasannya, adalah meluasnya ajaran tentang inkranasi
sehingga orang ingin melepaskan diri dari lingkaran kelahiran kembali.
Pendiri
budhisme adalh Sidharta Gautama (558-478). Dia berasal dari keluarga Shakya.
Kitab suci atau konon Budhisme dinamakan Trapitaka, yang terdiri atsa sutra (kumpulan Khotbah Buddha), vinaya (undang-undang untuk para muni
dan upasaka)dan abhidarma (metafisika
dan psikologi)
3. Kurun
Purana Dasarna (300-1200)
Pada
masa ini muncul pemikiran-pemikiran filosofis. Filsafat india menjadi sadar diri.
Logika dan epistimologi muncul sebagai bagian dari filsafat. Ciri pertumbuhan
ini antara lain disebabkan oleh Jainisme dan Budhisme.
Hampir
semua system filsafat mencurahkan perhatian pada apa yang dianmakan pramana.
Pramana berarti cara-cara esensial untuk mencapai pengetahuan yang sah (prama).
Obyek yang diketahui disebut prameye, sedangkan orang yang mengetahui disebut
pramata.
4. Kurun
Islam (1200-1757)
Tokoh
yang cukup menonjol pada periode ini adalah Kabir dan Guru Nanak. Kabir mencoba
untuk mengembangkan suatu agama yang universal, sedangkan Guru Nanak adalah
pendiri aliran Sikh, yang berusaha menyerasikan Islam dan Hiduisme.
5. Kurun
Modern (1757-1968)
Dalam
periode ini terlihat kecenderungan untuk menghidupkan nilai-nilai Klasik India,
bersamaan dengan berbagai pemberuan sosial-politik. Tokoh-tokoh penting pada
periode ini antara lain Raja Ram Mohan Roy (1772-1833), Vivekanda (1863-1902),
Gandhi (1869-1948), Rabindranath Tagore (1861-1941), Radhakrishnan (1888-1975).
Roy
mengajar monotoisme berdasarkan Upanishad dan moral berdarkan Khotbah di Bukit
dari Injil. Vivekanda mengajarkan bahwa semua agama benar, tapi agam yang cocok
untuk India adalah Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar