Jumat, 23 Desember 2016

Periodisasi Filsafat India



Periodisasi Filsafat India

Perkembangan filsafat India biasanya di bagi menjadi lima kurun yaitu: Kurun veda (2000-600) Kurun Reaksi (600-300), Kurun Purana (300-1200), Kurun Islam (1200-1757), dan Kurun Modern (1757-1968). Berikut akan penulis jelaskan tiap-tiap kurun sebagai berikut:
1.      Kurun Veda (2000-600 Masehi)
Veda adalah tradisi sastra yang merupakan hasil perjuangan antara Kebudayaan Bangsa Arya yang berbahasa Indo-Eropa dan Kebudayaa Dravida. Veda dinyanyikan, diucapkan, dan ditulis dalam bahasa Vedik. Yakni bahsa kuno Indo-Arya. Vedik merupakan induk dari bahasa Sansakerta. Veda terdiri dari empat kumpulan (samhita) yakni:
a.       Rg Veda : kumpulan puji-pujian yang diresitasi
b.      Sama Veda: kumpulan himne yang dinyanyikan
c.       Yaajur Veda: kumpulan rumasan-rumusan untuk kurban
d.      Atharva Veda: kumpulan rumsan-rumasan magis
Dimasa ini, diwarisakan pula tiga kitab lain yang penting kedudukannya dalam Hinduanisme, yakni:
a.    Brahmana : kitab yang berisi spekulasi tentang kurban dan kedudukan imam-imam
b.   Aranyaka : yakni naskah esoteris yang meruoakan hasil refleksi kaum Vanaprastha (penghini hutan). Kitab ini menekankan arti batiniah dan simbolis dari kurban.
c.    Upanishad : ini merupakan lanjutan dari Aranyaka. Jadi, merupakan penutup dari Veda. Terakhir secra kronologis maupun teleologis. Segala refelasi Hindu mencapai kesempurnaanya pada Upanishad. Itulah sebabnya Upanishad sering disebut juga Vedanta (akhir atau pemenuhan veda, baik secara temporal maupun teleologis).
Metode dalam Upanishad adalah introspektif, dengan titik tolak pengalaman berpikir manusia danm fakta kesadaran manusia. Tema pokok Upanishad adalah hakikat keakuan dan hubungannya dengan kesadaran.
Tuhan, dalam Upanishad dilukiskan sebgai penguasa batin yang tidak dapat mati atau sebagai banang yang melewati segala benda yang mengikat mereka bersama. Dialah keberan sentral  dari eksistensi bernyawa dan tidak bernyawa. Oleh karena itu Dia tidak hanya trenasenden tapi juga imanen. Dialah pencipta dunia, tetapi ia memunculkan dunia itu dari dirinya sendiri sebgai kabah-labah membuat jaringan sarangnya.
            Upanishad bukan hanya semata-mata hasil dari para Brahmana, tetapi sudah dipengaruhi oleh unsur luar Brahmana. Ajaran dalam Upanishad tidak boleh disampaikan kepada sembarangan orang, kecuali orang Arya dan mereka yang telah maju dibidang agama
2.      Kurun Raksi (600 SM-30)
     Pada abad 7 dan abad 5 sebelum masehi, kehidupan inteltual dan spiritual dunia berkembang. Di Yunani muncul fisuf-filsuf alam. Di Palestina muncul para nabi. Di Cina tampil Confusius, dan Persia, muncul tokoh-tokoh Zarathustra. Di India muncul pemikir-pemikir Upanishad dan pengajar-pengajar yang kurang ortodoks. Muncullah Janisme dan Buddhisme yang memberikan ajaran dan aturan baru untuk mencapai keselamatan.
     Pada kurun waktu itu struktur masyarakat lama mengalami keguncangan. Muncul sejumlah kerajaan kecil, ada semacam rasa pesimisme di bidang kebudayaan dan keagamaan. Masih ada perbedaan pandanmgan dikalangan ahli tentang latar belakang ketidakpuasan dan disentregrasi dalam masyrakat. Tapi salh satu alasannya, adalah meluasnya ajaran tentang inkranasi sehingga orang ingin melepaskan diri dari lingkaran kelahiran kembali.
Pendiri budhisme adalh Sidharta Gautama (558-478). Dia berasal dari keluarga Shakya. Kitab suci atau konon Budhisme dinamakan Trapitaka, yang terdiri atsa sutra (kumpulan Khotbah Buddha), vinaya (undang-undang untuk para muni dan upasaka)dan abhidarma (metafisika dan psikologi)
3.       Kurun Purana Dasarna (300-1200)
Pada masa ini muncul pemikiran-pemikiran filosofis. Filsafat india menjadi sadar diri. Logika dan epistimologi muncul sebagai bagian dari filsafat. Ciri pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh Jainisme dan Budhisme.
Hampir semua system filsafat mencurahkan perhatian pada apa yang dianmakan pramana. Pramana berarti cara-cara esensial untuk mencapai pengetahuan yang sah (prama). Obyek yang diketahui disebut prameye, sedangkan orang yang mengetahui disebut pramata.
4.       Kurun Islam (1200-1757)
Tokoh yang cukup menonjol pada periode ini adalah Kabir dan Guru Nanak. Kabir mencoba untuk mengembangkan suatu agama yang universal, sedangkan Guru Nanak adalah pendiri aliran Sikh, yang berusaha menyerasikan Islam dan Hiduisme.
5.       Kurun Modern (1757-1968)
Dalam periode ini terlihat kecenderungan untuk menghidupkan nilai-nilai Klasik India, bersamaan dengan berbagai pemberuan sosial-politik. Tokoh-tokoh penting pada periode ini antara lain Raja Ram Mohan Roy (1772-1833), Vivekanda (1863-1902), Gandhi (1869-1948), Rabindranath Tagore (1861-1941), Radhakrishnan (1888-1975).
Roy mengajar monotoisme berdasarkan Upanishad dan moral berdarkan Khotbah di Bukit dari Injil. Vivekanda mengajarkan bahwa semua agama benar, tapi agam yang cocok untuk India adalah Hindu.
Sumber, Massofa. 2011. Buku Pengantar Filsafat. Diperoleh dari  https://massofa.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar