Jumat, 23 Desember 2016

Filsafat Barat Masa Patristik



Filsafat Barat  Masa Patristik

Patristik berasal dari kata Patres (bentuk jamak dari pater) yang berarti bapak-bapak. Yang dimaksud dalam hal ini adalah para Pujangga Gereja dan tokoh-tokoh gereja yang sangat ng berperan sebagai pelatek dasar intelektual kekristenan. Mereka khususnya mencurahkan perhatian pada penegembangan teologi, tetapi dalam kegiatan tersebut mereka tidak dapat menghindarkan diri dari wilayah kefeilsafatan.
Adapun tokoh-tokoh terpenting pada masa itu antara lain Tetullius, Justinus, Clemens dari Alexandria, Origenes, merupakan tokoh pemikir-pemikir pada masa awal patristik. Gregorius dari Nazianza, Basilius, Gregorius dari Nyssa, Dyonius Areopagita, dan Johanes Damascenus merupakan tokoh-tokoh masa patristic Yunani. Sedangkan Ambrosius, Hyereonimus, dan Agustinus adalah pemikir-pemikir yang menandai masa keemasan patristic Latin.
Masa keemasanpatristik Yunani didorong, antara lain oleh Edik Milan yang dikeluarkan Kaisar Constantinus Agung tahun 313 yang menjamin kebabasan beragama bagi semua penganut Kristen. Pada abad-abad pertama gereja mengalami ham,batan dan penganiyayan berkepanjangan oleh para penguasa Romawi.
Agustinus adalah seorang punjangga Gereja dari filsuf besar setelah melewati kehidupan pada masa yang hedonistis (ia mula-mula menganut aliran Manisheisme), Agustinus kemudian memeluk agama Kristen dan mendirikan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada abad pertengahan. Dia adalah seorang teolog sekaligus filsuf, meskipun lebih menonjol posisinya sebagai teolog. Bagi dia, filosafat tidak dapat di pisahkan dari teolog.
Agustinus menentang aliran Skeptisme (aliran yang meragukan kebenenaran). Menurut Agustinus skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran. Orang yang ragu-ragu, merupakan bukti bahwa dia tidak ragu-ragu terhadap suatu hal. Orang ragu-ragu itu sebetulnya mereka berpikir, dan siapa yang berpikir maka ia harus ada. Aku ragu-ragu maka aku berpikir, dan aku berpikir maka aku ada.
Menurut Agustinus Allah menciptakan dunia ex nihilo (konsep yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinas). Artinya, dalam menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Ajdi ebrbeda dengan konsep penciptaan yang diajarkan Plato Bahwa me on merupakan dasar atau materi segala sesuatu. Dunia di ciptakan sesuai dengan ide-ide  Allah. Manusia dan dunia berpartisipasi dengan ide-ide Illahi. Pada manusia partisipasi itu lebih aktif disbanding dunia materi.
Filsafat Partistik mengalami kemunduran sejka abad V hingga abad VIII. Di Barat dan Timur muncul tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir baru dengan corak pemikiran yang mulia berbeda masa patristic.
Sumber, Massofa. 2011. Buku Pengantar Filsafat. Diperoleh dari  https://massofa.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar