PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR
ILMIAH
Bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir
ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa
sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan
pada bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
Adapun
ciri-ciri bahasa di antaranya yaitu, Sistematis artinya memiliki pola dan
aturan. Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara
tidak logis dengan apa yang disimbolkannya. Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi sebagai
symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
Sedangkan
Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu, Bahasa mempunyai
multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik,
emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya,
ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika
mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Keunikan
manusia bukanlah terletak pada kemampuannya berfikir melainkan terletak pada
kemampuannya berbahasa. Oleh karena itu, Ernest menyebut manusia sebagai Animal
Symbolycum, yaitu makhluk yang mempergunakan symbol. Bahasa Sebagai sarana
komunikasi maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas
dari bahasa, seperti berfikir sistematis dalam menggapai ilmu dan pengetahuan.
Dengan kata lain, tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat
melakukan kegiatan berfikir sebagai secara sistematis dan teratur.
Bahasa
memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam kehidupan manusia.
Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatiakan bahasa dan menggapnya
sebagai suatu hal yang bisa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa
mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan
manusia dari ciptaan lainnya. Banyak ahli bahasa yang telah memberikan
uraiannya tentang pengertiannya tentang pegertian bahasa. Pernyataan
tersebut tentunya berbeda-beda cara menyampikannya. Peran bahasa
disini adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah dan sebagai sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa
maka tidak akan terjalin komunikasi.
Adapun
ciri-ciri bahasa ilmiah yaitu:
· Informatif yang berarti bahwa bahasa
ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini
dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman
Informasi.
· Reproduktif adalah bahwa pembicara atau
penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh
pendengar atau pembacanya.
·
Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan
yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya
·
Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu
objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur
emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
Bahasa
ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran
seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah
yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur
emotif, Reproduktif, Obyektif, Eksplisit.
Bahasa
pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni,
1. Sebagai
sarana komunikasi antar manusia.
2. Sebagai
sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa
tersebut.
Bahasa
adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan.
Pada waktu yang sama bahasa merupakan
sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan
kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam
bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan
nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan. Perkembangan kebudayaan
Indonesia ke arah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang
ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran
secara eksplisit.
Berpikir
dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai
sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat
Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana
komunikasi keagamaan perlu pula ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus
dibina dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga ia memiliki kesanggupan
menyatakan dengan tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan
abstrak.
Para
ahli filsafat bahasa dan psikolinguitik melihat fungsi bahasa sebagai
sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan aliran
sisiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat.
Walaupun terdapat perbedaan tetapi pendapat ini saling melengkapi satu sama
lainnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah, Koordinator
kegiatan-kegiatan dalam masyarakat. Penetapan pemikiran dan pengungkapan. Penyampaian
pikiran dan perasaan, penyenangan jiwa dan pengurangan kegonjangan jiwa.
Ada
dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu, Bahasa alamiah yaitu
bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas
pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi dua yaitu:
bahasa isyarat dan bahasa biasa dan Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun
sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud
tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan
bahasa antifisial atau bahasa simbolik.
Perbedaan
bahasa alamiah dan bahasa buatan adalah sebagai berikut: Bahasa alamiah antara
kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar kebiasaan sehari-hari,
karena bahasanya secara spontan, bersifat kebiasaan, intuitif (bisikan hati)
dan pernyataan langsung.Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu
kesatuan bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya
berdasarkan pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan
pernyataan tidak langsung.
Dari
uraian diatas tentang bahasa, bahasa buatan inilah yang dimaksudkan bahasa
ilmiah. Dengan demikian bahasa ilmiah dapat dirumuskan, bahasa buatan yang
diciptakan para ahli dalam bidangnya dengan mengunakan istilah-istilah atau
lambang-lambang untuk mewakili pengertian-pengertian tertentu. Dan bahasa
ilmiah inilah pada dasarnya merupakan kalimat-kalimat deklaratif atau suatu
pernyataan yang dapat dinilai benar atau salah, baik mengunakan bahasa
biasa sebagai bahasa pengantar untuk mengkomunikasikan karya ilmiah.
Sumber, Burhanudin, Afid. 2013. Sarana Berfikir Ilmiah
Dalam Filsafat. Diperoleh dari https://afidburhanuddin.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar